Bagaimana Sel Primordial Awal Berevolusi? Mutasi Sederhana Mendorong Perkembangbiakan Bakteri Bentuk-L
- By Ikahimbi Jawa 3
- On Januari 24, 2014
- No Comment
Empat miliar tahun yang lalu, segera setelah planet ini mendingin ke
suhu yang cukup untuk memulai kehidupan, sel-sel primordial mungkin
telah mereplikasi dan membelah diri tanpa mesin protein atau dinding
sel, hanya mengandalkan pada membran lipid yang tipis. Penelitian
terbaru pada bakteri menyoroti tentang bagaimana persisnya sel-sel
primitif itu mampu berevolusi tanpa memerlukan struktur-struktur
penting. Meskipun sebagian besar bakteri memiliki dinding sel, namun
terdapat banyak bakteri yang dapat beralih ke keberadaan bebas-dinding,
atau disebut ‘keadaan bentuk-L’, yang bisa meniru struktur sel-sel
primordial.
Studi yang dipublikasikan Cell Pers dalam jurnal Cell
ini mengungkap bagaimana bakteri dalam keadaan bentuk-L membelah diri
dan berkembang biak, menghadirkan wawasan tentang bagaimana
bentuk-bentuk paling awal kehidupan selular mungkin telah mereplikasi
diri.
“Kejutan utama bagi saya adalah pada betapa sederhananya
mekanisme ini. Tidak diperlukan mesin berbasis protein yang rumit,” kata
penulis senior dalam studi ini, Jeff Errington dari Newcastle
University, “Hal ini membuatnya masuk akal untuk dijadikan penjelasan
pada bagaimana sel sangat primitif bisa bertumbuh dan berkembang di
masa-masa evolusi paling awal.”
Dinding
sel adalah struktur berlapis yang terdapat pada semua garis keturunan
bakteri utama, dan mungkin terdapat pula pada nenek moyang bersama
paling akhir dari bakteri. Dinding sel dikelilingi sel-sel yang
melindunginya sekaligus mempertahankan bentuknya. Struktur ini sangat
penting sehingga menjadi sasaran antibiotik, meski banyak bakteri
penyebab penyakit menular yang mampu beralih ke keadaan bentuk-L untuk menangkis antibiotik.
Mungkin
perubahan paling mencolok terkait dengan keadaan bentuk-L adalah cara
di mana bakteri bereplikasi. Alih-alih mengandalkan ketepatan mesin
pembelahan sel yang rumit, bakteri bentuk-L membentuk jadi
tidak beraturan dan memunculkan tonjolan-tonjolan permukaan sel
yang melepas diri menjadi sel anak putri. Meskipun mutasi
genetik yang terkait dengan keadaan bentuk-L sudah
berhasil teridentifikasi, namun sedikit yang diketahui tentang mekanisme
molekuler yang mendasari replikasi bentuk-L.
Untuk mengatasi
pertanyaan ini, Errington bersama timnya mengidentifikasi dua perubahan
genetik yang diperlukan untuk pertumbuhan bentuk-L pada bakteri. Salah
satu mutasi ini diperlukan untuk peningkatan produksi asam lemak dalam
membran sel, yang diperkirakan akan meningkatkan luas area permukaan
sel hingga relatif ke ukuran volumenya. Pada akhirnya, para peneliti
menemukan juga bahwa dengan meningkatkan luas permukaan sel secara
artifisial, mereka bisa mendorong terjadinya perubahan bentuk mirip
bentuk-L dan pembelahan sel. Temuan ini menunjukkan bahwa suatu
perubahanan biofisik yang sederhana –ketidakseimbangan antara luas
permukaan dan volume — mendasari terjadinya pembelahan sel bentuk-L.
“Studi
kami membuka jalan untuk memahami cara bakteri bentuk-L menyebabkan
penyakit dan menolak antibiotik,” kata Errington, “Ini juga menawarkan
sebuah sistem model untuk percobaan berikutnya yang bertujuan
mengeksplorasi mekanisme replikasi sel primitif yang mungkin ada sebelum
terjadi ledakan kehidupan bakteri di planet ini pada hampir empat
miliar tahun yang lalu.”
0 komentar:
Posting Komentar