Minum dalam Prespektif Etika, Kesehatan dan Ilmu Pengetahuan: Divine Solutions From The Prophet Muhammad
- By Ikahimbi Jawa 3
- On Juni 19, 2017
Salam Lestari!
Apa kabar kawan Biologi
semua?. Artikel pada episode Ramadhan ini kita akan membagikan informasi
mengenai aktivitas yang sering kita lakukan dan sering juga kita lupakan tata
caranya yakni minum. Minum merupakan
suatu
kebiasaan dan kebutuhan
mahluk hidup untuk melangsungkan sistem biologis yang ada
pada tubuh dan berdampak
pada kebugaran dalam melaksanakan segala aktivitas
sehari-hari.
Kebutuhan untuk minum sendiri sangat penting bagi manusia. Kita sebagai
mahasiswa jangan sampai kekurangan minum atau bahkan tidak minum sebelum berangkat
ke kampus karena minum akan membuat pikiran kita lebih segar untuk menerima
materi perkuliahan, menambah kefokusan saat belajar dan mengurangi rasa kantuk.
Namun ada
hal sering dilupakan setiap orang ketika minum, yakni etika dan tata caranya.
Etika dan tata cara ketika minum sangat mudah dan sangat menunjang kesehatan
tubuh. Tata
cara minum yaTab tersebut telah menjadi kebiasaan Nabi Muhammad SAW. dan
suatu kesunnahan bagi kita untuk menjalankannya.
Hadits yang
diriwayatkan
oleh Imam Muslim menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Jangan
kalian minum sambil berdiri, apabila kalian lupa, maka hendaknya dimuntahkan,”
lantas seorang sahabat yang bernama Qotadah bertanya, “Bagaimana dengan
makan?”. Beliau menjawab, “Itu lebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan
Tirmidzi). Selain itu, ternyata makan dan minum sambil
berdiri bukan hanya dilarang secara agama dan etika, tetapi juga secara
kesehatan.
Dalam dunia medis Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani
berkata: “Minum dan makan sambil duduk,
lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau
dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan
lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan
dengan keras ke dasar usus (usus yang dimaksud usus bagian yang dekat denan
lambung), menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam
waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian
menyebabkan penyakit”. Selain itu, menurut dr. Andri Setiawan, makan dan
minum sambil berdiri selain dilarang lantaran alasan kesopanan, juga berdampak
buruk pada kesehatan. Makan dan minum
sambil duduk lebih menyehatkan daripada sambil berdiri. Pasalnya, dalam
tubuh manusia terdapat jaringan penyaring atau filter yang disebut sfringer,
yakni struktur maskuler (berotot) yang berfungsi membuka dan menutup.
Mari
Kita Lihat Perbedaan Minum Saat Berdiri dan Saat Duduk!
Dari segi kesehatan, air yang masuk dengan cara
duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur muskuler berotot yang bisa
membuka dan menutup agar air kemih bisa
lewat. Ternyata sfringer ini hanya
bekerja pada saat kita duduk sehingga jika kita minum atau makan sambil
berdiri, air yang masuk ke dalam tubuh akan masuk begitu saja tanpa disaring
oleh sfringer. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada `pos-pos'
penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri, air yang
kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih.
Ketika menuju kandung kemih akan terjadi pengendapan di saluran sepanjang
ureter. Karena banyak limbah yang menyisa di ureter inilah awal mula munculnya
bencana yaitu mulai muncul penyakit
kristal ginjal, salah satu penyakit yang
sungguh berbahaya.
Bahkan Rasulullah SAW sendiri sejak 1400 tahun
yang lalu melarang minum sambil berdiri. Apalagi jika makan sambil berdiri, itu
justru lebih berbahaya. Pada saat duduk, apa yang diminum atau dimakan
seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lambat. Jika
minum sambil berdiri, maka cairan minuman akan jatuh dengan keras ke dasar
usus, menabraknya dengan keras. Jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu
lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan
disfungsi pencernaan.
Adapun Rasulullah SAW pernah sekali minum
sambil berdiri, tapi itu disebabkan ada sesuatu yang menghalangi beliau untuk
duduk, seperti penuh sesaknya manusia. Hal tersebut terjadi
ketika Rasulullah meminum air zam-zam. Namun yang perlu diingat bahwa ini bukan kebiasaan beliau. Ingat azas
darurat! INGAT KAWAN hanya waktu
darurat saja *smile emoticon
Saat berdiri tubuh manusia
dalam keadaan tegang. Setiap organ
keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras untuk mempertahankan semua
otot tubuh agar tetap tegak. Ini menyebabkan manusia tidak bisa mencapai
ketenangan yang merupakan syarat terpenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini hanya bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada
dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan
siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Makanan dan minuman yang disantap pada saat
berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf
kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi
usus. Refleks ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan
tidak berfungsinya saraf (vagal inhibition) yang parah. Akibatnya bisa
mematikan detak jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Bila terbiasa makan dan minum sambil berdiri
secara terus-menerus terbilang berbahaya bagi dinding usus dan memungkinkan
terjadinya luka pada lambung. Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95%
terjadi pada tempat-tempat yang biasa berbenturan dengan makanan atau minuman
yang masuk. Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan
kembali kepada adab dan akhlak Islam.
Akhirnya kita mengetahui betapa bahayanya minum ataupun makan sambil berdiri. Hal ini sebenarnya sudah
jauh diajarkan oleh nabi kita, Nabi
Muhammad SAW,
pada saat zamannya. Adanya bukti atau alasan secara medis,
ternyata kebenaran tidaklah dapat terbantahkan. Agama kita selalu mengajarkan
bagaimana etika hidup yang baik dan benar. Selamat mencoba saran catatan ini
dan semoga bermanfaat.
Salam Konservasi!